Sibayak dan Segala Kenangannya: Sepenggal Kisah Mengenai Kaldera Singkut.


Gambar 1. View Kawah Sibayak yang terlihat dari Puncak Batu Pilar di sisi timur Gunung Sibayak. Foto diambil pada 21 Februari 2016, saat pendakian bersama Kelompok Halaqah Al-Fatih SKI SMAN 5 Medan.

Gambar 2. Lokasi Gunung Sibayak, gunung api aktif yang lokasinya paling dekat dengan Kota Medan.


Wait, ada apa dengan Sibayak?

Hmm, tenang-tenang, ini cuma judul tulisan. Ok, pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai Gunung Sibayak, salah satu gunung api yang berada di Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung  ini mempunyai tipe stratovolcano dengan ketinggian 2212 mdpl. Tak banyak jurnal yang berbicara mengenai krono-vulkanostratigrafi gunung ini di masa lalu, jurnal geologi yang membahas daerah Sibayak umumnya hanya menceritakan mengenai potensi panas buminya saja. Dalam klasifikasi PVMBG KESDM, Sibayak termasuk dalam gunung api tipe A yang tercatat terakhir kali mengalami erupsi pada 1881 (Catatan Van Padang 1983, dikutip dari Hoekstra). Gunung api tipe A merupakan kelompok gunung api yang telah mengalami erupsi paling sedikit satu kali pasca tahun 1600. Erupsi yang sudah berlalu ratusan tahun dan usia Gunung Sibayak yang tergolong masih muda (dalam usia geologi) dengan kemungkinan panas yang masih tersimpan pada dapur magma membuat kawasan ini potensial untuk dijadikan target pemboran panas bumi.
Gambar 3. Kompleks pengolahan panas bumi Sibayak pada tahap upstream, panas bumi di daerah ini dikelola oleh Pertamina dan PT. Dizamatra Powerindo. Foto diambil pada saat liburan kuliah semester 5 tanggal 20 Desember 2019.

Gambar 4. Pipa-pipa panas bumi Sibayak yang tersambung sepanjang beberapa kilometer, menghubungkan area manifestasi ke area pengolahan di kaki Gunung Sibayak. Foto diambil pada liburan sekolah 24 Desember 2012.

Gunung Sibayak merupakan salah satu kerucut gunung api yang terbentuk dalam suatu sistem kaldera. Kaldera yang melingkupi Sibayak dikenal sebagai Kaldera Singkut. Kaldera merupakan morfologi berbentuk cekung yang dihasilkan dari collapsenya tubuh gunungapi yang telah meletus secara eksplosif akibat pengosongan kamar magma secara tiba-tiba atau karena tekanan magma yang mengganggu kestabilan atap kamar magma selama erupsi belangsung.
Gambar 5. Tahapan pembentukan kaldera dari suatu sistem gunung api (https://www.quora.com/Is-it-possible-for-a-volcano-to-be-inactive-when-its-caldera-has-been-destroyed#). Gunung Sibayak tumbuh dalam suatu sistem kaldera yang lebih tua, yakni Kaldera Singkut. Kaldera Singkut tidak sama dengan Kaldera Toba, kaldera ini bersifat kering yang tidak terisi oleh air.

Morfologi kaldera yang melingkupi kawasan Sibayak dapat terlihat dengan jelas di kawasan penatapan di Desa Doulu, Jalan Lintas Medan-Berastagi yang mulai menurun setelah melewati kawasan tersebut menandakan telah memasuki kawasan Kaldera Singkut. Kerucut gunung api pertama yang dilalui jika berjalan dari arah Medan ke Berasatagi adalah kerucut Sempulanangin yang tepat berada di sebelah timur kawasan penatapan Desa Doulu.
Gambar 6. View Kaldera Singkut dari kawasan penatapan Desa Doulu, terlihat adanya hutan yang menutupi kerucut Sempulanangin (sebelah kiri foto) dan jalanan menurun sebagai tanda mulai memasuki kawasan Kaldera Singkut. Foto diambil pada liburan kuliah semester 5 tanggal 20 Desember 2019.

 Kaldera Singkut setidaknya mulai terbentuk pada Akhir Pleistosen (0,126-0,0117 jt tahun silam). Kaldera ini dihasilkan dari runtuhnya tubuh Gunung Singkut yang menjadi "ibu" dari gunung-gunung yang ada di dalam kompleks kalderanya saat ini. Runtuhnya tubuh Gunung Singkut belum menjadi akhir dari episode vulkanisme di kawasan ini. Aktivitas vulkanisme terus berlanjut, ditandai dengan hadirnya kerucut gunung api baru, seperti Sempulanangin, Pratektekan, Pintau, dan Sibayak.
Gambar 7. Kompleks Kaldera Singkut yang dibangun oleh beberapa kerucut gunung api, seperti Sempulanangin, Pratektekan, Pintau, dan Sibayak. Interpretasi yang paling memungkinkan dalam menafsirkan kronologi pembentukan kompleks gunung api ini melalui pengamatan morfologi adalah keruntuhan Gunung Singkut yang selanjutnya melahirkan beberapa kerucut gunung api pasca terbentuknya kaldera.

Gambar 8. Peta Geologi Kompleks Kaldera Singkut (Suparno, 2006) memperlihatkan sebaran lithologi produk vulkanik yang didominasi oleh batuan andesitik.

Pertumbuhan kerucut gunung api baru ini perlahan mulai mengalahkan ketinggian dinding kaldera yang melingkupinya. Fakta ini dapat dengan mudah dikenali, baik melalui citra satellite ataupun pengamatan langsung di lapangan. Gunung api dengan tipe seperti ini secara morfologi dikenal sebagai sommavolcano.
Gambar 9. Macam-macam morfologi gunung api (http://www.vulkane.net/en/volcanism/shapes-of-volcanoes.html). Kompleks Kaldera Singkut termasuk dalam kategori sommavolcano.

Sibayak menjadi kerucut termuda yang terbentuk paling akhir pada Kompleks Kaldera Singkut dan masih menunjukkan adanya gejala keaktifan hingga hari ini, ditandai dengan tingginya tingkat alterasi bersamaan dengan masih aktifnya fumarol dan solfatara di sekitarnya.
Gambar 10. Kawah Gunung Sibayak yang masih menunjukkan gejala keaktifan, ditandai dengan kehadiran lubang-lubang fumarol dan solfatara. Batuan dinding kawah berwarna putih yang menunjukkan adanya gejala alterasi tingkat tinggi di sekitar kawah. Foto diambil pada 21 Februari 2016, saat pendakian bersama Kelompok Halaqah Al-Fatih SKI SMAN 5 Medan.

Produk Sibayak secara keseluruhan didominasi oleh lava dan piroklastik andesitik (SiO2 55-60 %) yang kaya kristal hornblende. Kompleks Kaldera Singkut bertetangga dengan dua gunung api purba terdekat, yakni Uruk Simacak (Pleistosen) di sebelah barat dan Barus (Akhir Pleistosen) di sebelah timur.
Gambar 11. Batuan andesitik bertekstur porfiritik yang diambil dari Hulu Sungai Sunggal. Sungai Sunggal mempunyai hulu yang mengarah ke Kompleks Kaldera Singkut, kemungkinan batuan ini bagian dari produk salah satu kerucut penghuni kaldera tersebut. Sampel batuan diambil pada liburan semester 3 tanggal 20 Desember 2018.

Gambar 12. Lokasi Kaldera Singkut berada di antara dua gunung api purba berumur Pleistosen. Secara geografis, Kaldera Singkut dan Gunung Barus berada di wilayah administratif Kabupaten Karo, sedangkan Gunung Uruk Simacak berada di Kabupaten Langkat.
           
Sekian dulu, karena cukup sulit mencari informasi terkait kronologi gunung ini di masa lalu, maka kisah mengenai Kaldera Singkut berakhir di sini.

Kenangan lainnya.....
Gambar 13. View Gunung Sibayak dari Pemandian Air Panas Pariban, Jaranguda, Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Foto diambil pada liburan sekolah tanggal 14 Januari 2012.

Gambar 14. Kolam air panas Pariban. Air panas di kolam ini bersumber langsung dari sumber mata air panas Gunung Sibayak. Foto diambil pada liburan sekolah tanggal 24 Desember 2012.

Gambar 15. Pondok bambu Pariban dengan latar dinding Kaldera Singkut. Foto diambil pada liburan sekolah tanggal 27 Juni 2013.

Gambar 16. View kerucut Sibayak, Pintau, dan Pratektekan yang terlihat dari Pemandian Air Panas Pariban. Foto diambil pada liburan kuliah semester 5 tanggal 20 Desember 2019.

Gambar 17. View kerucut Pratektekan dan dinding Kaldera Singkut yang terlihat dari depan kantor PGE Sibayak. Foto diambil pada liburan kuliah semester 5 tanggal 20 Desember 2019.

Yeah.... everything has changed..... 2012, 2013, 2014. Tahun-tahun yang luar biasa.

Sumber:
-Suparno dkk. (2006). 3-D MAM Inversion in Sibayak Geothermal Field, Indonesia. Journal of Memoirs of the Faculty of Engineering, Kyushu University, 2 Juni 2006.
-https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=261070diakses pada 18 Juni 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Emas di Belantara Hutan Banurea, Sisa Gunung Api Purba yang Terlupakan

Catatan Perjalanan 21-25 Desember 2015: Erupsi Eksplosif Maninjau Purba